Latest News

Jumat, 14 Maret 2014

HATI HATI DALAM BERGAUL



hati-hati dalam bergaul..
Salah salah malah ketemu pergaulan yang negatif masa depan malah jadi ancur..
jadi hilang semua harapan dan cita2 kita.
Karna pada umumnya jati diri seseorang terbentuk dari faktor lingkungan dan pergaulan.
Seperti kasus kasus yang belakangan ini santer di beritakan, tentang maraknya kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak remaja.
Nah dari pada gaul yang ga jelas..mending bergaul lah dengan orang2 yang positif, agar kamu jga bisa terbawa menjadi positif. Ikutlah berbagai kegiatan positif,seperti komunitas atau sanggar yang notabene benar-benar bagus, namun cermati lingkungan di sekitarnya terlebih dahulu..jangan asal ikut atau gabung aja. Cari yang benar benar banyak manfaat positifnya, yang mengajarkan tentang hal-hal positif (olah raga,  seni,  budaya dll.) dan yang mengajarkan hal hal baik dari kegiatannya dan orang-orang di sekitarnya. Tujuannya agar kita terbiasa menjadi pribadi yang baik.
Ada istilah "bisa karna terbiasa" jika kamu biasa baik, lama-lama itu akan menjadi sifat dan karakter kamu, begitu juga sebaliknya. Walaupun kamu dri keluarga baik, tapi klo setiap hari kamu bergaul dengan orang yg salah atau negatif, lama-lama kamu akan terbawa menjadi seperti itu juga..soo..bergaulah dengan cerdas,jangan sampai menyesal dikemudian hari.
pesan ini di sampaikan oleh : @kristcuap

www.sanggarceria.com







Kamis, 13 Maret 2014

BELAJAR ITU HARUS MENYENANGKAN

Dibandingkan dengan negara maju, sistem pendidikan di Indonesia masih kalah. Namun dari ritme belajar, Indonesia dinilai lebih ketat sehingga siswa di Indonesia menjadi tangguh.

"Sebetulnya anak-anak kita lebih tangguh," kata Dino Patti Djalal dalam Seminar Kebijakan Pemerintah dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Hotel Bidakara, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (13/3/2014).

Dino menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke Pondok Pesantren AS Salam, Solo. Seluruh murid bangun pukul 03.30 WIB dan langsung menjalani aktivitas.

"Mereka belajar, jamaah shalat, siang makan, dan full aktivitas hingga pukul 22.00 WIB," kata Dino.

Sementara anaknya yang bersekolah di Amerika tak belajar selama itu. "Anak saya di US bangun pagi saja jam 7.30. Kemudian jam 14.00 sudah selesai. Berarti apa? Siswa di Indonesia disetting lebih tangguh," ujarnya.

Namun sistem pembelajaran di Indonesia masih terlalu kaku. Metode pembelajaran belum membuat siswa benar-benar menikmati pendidikan.

"Anak saya bilang, di Amerika, learning is fun. Mereka senang dapat kuis, senang belajar," tutur Dino.

Hal tersebut yang menurut Dino harus dikembangkan di Indonesia. Ilmu yang paling berguna, kata dia adalah ilmu logika.

"Dengan ilmu itu saya diajarkan berpikir kritis. Ini yang membuat saya menjadi unggul dalam pekerjaan saya, karena logika saya ada," tutupnya.

via : detik.com

Rabu, 12 Maret 2014

DISKON 50%

Ayo.....segera bergabung bersama SANGGAR CERIA
karena di bulan maret ini SANGGAR CERIA khususnya cabang bekasi sedang ada diskon 50% uang pendaftaran.
dan untuk SANGGAR CERIA cabang blok M juga ada potongan uang pendafataran sebesar 250 ribu!
so..buruan daftar!!!
sebelum habis masa promo nya di akhir maret 2014.
untuk info tempat dan jadwal SANGGAR CERIA klik http://www.sanggarceria.com/p/jadwal-dan-tempat.html
atau hubungi 021 98 666 567

Minggu, 02 Maret 2014

Masih aja pemalu?? Gimana mau punya temen?? Gimana mau dapat kerja??


Mengingat di era yang semakin maju kini ijazah saja tidak cukup karena rata-rata semua orang memiliki ijazah. Untuk bisa memberikan jaminan masa depan yang baik bagi kita,perlu adanya nilai plus agar kita mampu bersaing untuk bisa menjadi yang terbaik di dalam kehidupan kita.percaya diri,skill,kreatifitas,relasi,komunikasi,dan attitude yang baik.adalah beberapa point plus sebagai penunjang ijazah kita nanti agar kita bisa menjadi yang terbaik di masa depan dan sekarang.

Nah…!! Disinilah kalian bisa belajar mengasah dan mendapatkan itu semua…

Ayo bergabung bersama sanggar ceria sekarang!!

Minggu, 06 Oktober 2013

Pentingnya Belajar Presenter

Pentingnya Belajar Presenter

SanggarCeria.Com - Presenter....mungkin kata presenter sudah tidak asing lagi di telinga kita dan di halayak umum, hampir setiap telivisi selalu menyuguhkan program acara yang melibatkan seorang Presenter atau Host.

Presenter kini sudah banyak di minati oleh banyak orang, bahkan presenter sendiri sudah bisa menjadi mata pencaharian materi bagi sebagian orang. Dan mungkin andalah salah satunya orang tersebut?? Di dunia entertain atau di indonesia sendiri khususnya, banyak sekali presenter presenter atau Host handal dan terkenal sebut saja Tukul Arwana, Olga Syahputra, Ruben Onsu, Indra Bekti, Indy Barends dan masih banyak presenter presenter hebat lainnya.

Dan tahukah anda bahwa setiap orang bisa menjadi seorang presenter?? dan tahukah anda bahwa presenter mudah untuk dipelajari??

Menurut saya presenter  adalah komunikasi presenter merupakan bagian dari komunikasi dan hampir setiap hari kita melakukan itu. (komunikasi) komunikasi adalah hal penting dalam kehidupan manusia,siapapun orangnya, berapapun usianya, dan dari manapun asalnya.

Dunia tanpa komunikasi adalah mati!! Ingat dan pahamilah baik baik bahwa setiap aktifitas yang kita lakukan membutuhkan komunikasi. Klik untuk SANGGAR CERIA

Sabtu, 05 Oktober 2013

Cita Cita Menjadi Presenter

Cita Cita Menjadi Presenter
Tampaknya sudah mulai terjadi pergeseran cita-cita di kalangan anak-anak Indonesia dan para orangtuanya, sekarang ini. Jika dulu, umumnya orangtua mencita-citakan anak-anaknya menjadi dokter atau insinyur, kini tak sedikit di antara mereka yang kepingin anaknya menjadi presenter televisi. Tak peduli apakah presenter berita atau presenter hiburan. Yang penting, tampil terkenal menjadi selebritis televisi. 

Gejala ini terlihat sewaktu Liputan 6 SCTV menggelar acara Presenter Cilik selama sebulan penuh, sebagai bagian dari acara Dino’s Live atau Summer Holiday with SCTV and Dinosaurus, di Plaza Tenggara Senayan, Jakarta, 21 Juni hingga 20 Juli 2008. Acara ini terbuka untuk umum, terutama anak-anak, pengunjung Dino’s Live. Dengan hanya membayar Rp30 ribu per orang, anak-anak itu bisa tampil seperti presenter beneran. Membaca berita melalui teleprompter di depan kamera. 

Aksi mereka di depan kamera selama sekitar lima menit ini, direkam ke dalam keping DVD. Hasil rekaman ini bisa mereka bawa pulang sebagai kenang-kenangan. Sebelum direkam, para petugas magang dari SCTV akan membimbing mereka bagaimana cara membaca teleprompter. 

Karena peserta acara presenter cilik ini tidak dibatasi usia, tak jarang tampil pula anak-anak yang masih balita (di bawah lima tahun) atau bahkan batita (di bawah tiga tahun), yang umumnya belum bisa membaca. Untuk anak-anak yang belum bisa membaca, para petugas harus bekerja ekstra keras menuntun mereka melafalkan kalimat-kalimat pengantar berita, kata demi kata, sambil direkam. 

Maklum, acara ini memang dirancang layaknya siaran berita televisi yang sebenarnya. Presenter membacakan lead atau pengantar berita, lalu paket berita yang sudah direkam ditayangkan, setelah itu membaca pengantar berita berikutnya. Ada tiga paket berita yang disiapkan untuk itu. Pura-puranya mereka sedang live dalam siaran Liputan 6 Terkini. 

Minat pengunjung untuk mengikuti acara presenter cilik ini di luar dugaan. Penyelenggara terpaksa membatasi peminat paling banyak 60 peserta per hari, untuk Sabtu dan Minggu, dan 35 orang per hari untuk Senin hingga Jum’at. Dengan 35 orang per hari, para petugas masih bisa beristirahat untuk makan siang. Tapi dengan 60 orang per hari, para petugas tidak akan beristirahat selama 10 jam. Karena untuk setiap peserta, mulai dari persiapan sampai finalisasi DVD, dibutuhkan waktu sedikitnya 10 menit. 

Para peserta yang sudah mendaftar rela menunggu berjam-jam untuk mendapat giliran shooting. Dalam beberapa kasus, meski kami sudah menutup pendaftaran, tak jarang ada orangtua anak-anak yang memaksa atau menghiba-hiba agar anaknya diikutsertakan. Atau, anaknya menangis karena ingin tampil di depan kamera. 

Banyak alasan yang mereka kemukakan. Misalnya, mereka datang dari daerah yang sangat jauh dari Jakarta, dan ini merupakan satu-satunya kesempatan. Sebab besok mereka harus pulang ke daerahnya dengan penerbangan yang paling pagi. Untuk kasus-kasus seperti ini, kami mengalah, walau acara Dino’s Live sudah tutup untuk hari itu. Maka jadilah kami booth di Dino’s Live yang bubar paling akhir. 

Keinginan untuk tampil dalam acara Presenter Cilik, tidak selalu datang dari anak-anak. Para orangtua justeru memegang peranan yang paling besar. Banyak di antara para orangtua ini yang membujuk anak-anaknya untuk tampil. Bahkan ada yang dengan cara memaksa, meski anaknya tidak mau. Tentu saja sebagian besar keiikutsertaan dalam acara ini, muncul dari anak-anak, yang memang bercita-cita menjadi presenter televisi. 

Maka tampillah mereka di depan kamera, dengan berbagai gaya. Ada yang tampil serius layaknya presenter berita. Ada yang bergenit-genit sepeti presenter infotainment atau presenter hiburan. Umumnya mereka puas, karena telah berhasil tampil di “layar televisi”. Tidak usah dijelaskan bagaimana cara mereka melafalkan berita. Sebagai anak-anak yang belum terlatih, kualitas mereka masih jauh di bawah standar. Tetapi minat mereka, antusiasme mereka, sungguh luar biasa. 

Dalam beberapa obrolan dengan para orangtua peserta, tertangkap kesan bahwa mereka umumnya kepingin anaknya menjadi presenter televisi, bila sudah dewasa kelak. Begitu pula anak-anaknya. Tak sedikit yang mengira bahwa acara Presenter Cilik tersebut adalah semacam audisi untuk rekruitmen presenter, dan terlihat kecewa setelah dijelaskan bahwa acara ini hanya sekedar ajang untuk menghibur anak-anak. 

Minat yang sangat besar ini, sedikit banyak membuktikan bahwa profesi presenter televisi telah menjadi impian banyak orang. Jangan-jangan memang telah terjadi semacam pergeseran cita-cita, dari dokter atau insinyur, menjadi presenter televisi. Apalagi memang sudah banyak contoh, adanya dokter atau insinyur yang beralih profesi menjadi presenter televisi. Mungkin inilah yang disebut sebagai keberhasilan “sihir televisi”. Begitulah.  Source